Berbagai macam jenis batu alami digunakan sebagai material mentah untuk pasir bangunan yang dapat digolongkan menjadi beberapa spesifikasi setelah melewati proses pemecahan batu dengan mesin stone crusher dan penyortiran dengan mesin vibrating screen.
Berdasarkan karakteristiknya, beragam jenis batu ini dapat digolongkan menjadi 3 kelas besar seperti batu magmatic, batu sedimen, dan batu metamorf. Beberapa diantaranya adalah granit, basal, riolit, batu kapur, shale, batu pasir, travertine, gneiss, kuarsit, marmer, dan banyak lagi yang seringkali digunakan sebagai bahan konstruksi.
Table of Contents
Batu Magmatic
Batu magmatic merupakan batu yang terbentuk oleh magma yang keluar ke permukaan bumi dan mengalami pendinginan sehingga mengeras.
Terdapat banyak partikel atau pori-pori kristal, yang merupakan 65% volume total kerak bumi dan 95% dari massa total. Batu magmatic yang umum adalah granit, bintik granit, riolit, ortoklas, diorit, andesit, gabro dan basal (kekuatannya sekitar 250 MPa).
Granit
Batu magmatic yang paling banyak didistribusikan secara luas. Batu ini termasuk batu keras yang terdiri dari feldspar, kuarsa dan mika. Komponen utamanya adalah silika (65%-75%).
Batu Magmatic Granit
Granit termasuk batu yang padat dan keras. Berdasarkan ukuran dari partikel kristalnya, batu ini dapat digolongkan menjadi pegmatite, kristal kasar, dan kristal halus. Granit seringkali digunakan untuk dekorasi outdoor seperti dinding eksterior, roman column, gapura batu, pagar, dll.
Basal
Batu Magmatic Basal
Basal adalah batu yang padat seperti busa yang mengeras karena pendinginan di permukaan bumi setelah erupsi vulkanik. Struktur batu ini biasanya berpori, memiliki struktur seperti almond dan porphyry. Basal sebagai batu bangunan dan batu cor merupakan bahan agregat yang baik untuk bangunan tinggi beton ringan.
Riolit
Batu Magmatic Riolit
Merupakan batu magmatic yang memiliki ekstrusi asam batu volcano. Komposisi kimianya sama dengan batu granit. Karena pendinginan yang cepat saat pembentukannya, mineral dalam batu terlambat untuk mengkristal sehingga konten silika melebihi 69%.
Batu Sedimen
Batu sedimen merupakan batu yang terbentuk oleh perpindahan, pengendapan, dan diagenesis dari pelapukan batuan lainnya. Selain itu, batu ini juga dapat terbentuk dari beberapa letusan gunung berapi melalui aliran air atau gletser di tempat yang tidak terlalu dalam pada permukaannya. Batu sedimen yang umum meliputi batu kapur, dolomit, marl, travertine, batu pasir, dan shale (kekuatannya sekitar 60-150 MPa).
Batu kapur
Batu Sedimen Batu Kapur
Komponen utamanya adalah kalsium karbonat (CaCO3). Batu kapur diproses secara langsung menjadi batu dan terbakar menjadi kapur mentah. Sedangkan, kapur basah terbentuk dengan penyerapan atau penambahan air. Kapur basah akan diproses ke dalam bubur kapur, pasta kapur, dsb. Tujuannya untuk digunakan sebagai bahan perekat atau pelapis.
Shale
Sebagian besar komponennya adalah clay mineral dengan struktur gumpalan yang tipis. Berdasarkan komponennya, shale digolongkan menjadi shale yang mengandung karbon, shale berkapur, shale berpasir, shale mengandung silika, dsb.
Batu Sedimen Shale
Diantaranya, kekuatan dari shale yang mengandung silika sedikit lebih kuat dibanding lainnya, selain itu kekuatan tekanannya mencapai 19.61-68.65 MPa.
Batu Pasir
Merupakan batu sedimen yang terbentuk dari beberapa partikel pasir. Diameter partikelnya 0.05-2 mm dan kandungan pasirnya melebihi 50%.
Batu Sedimen Batu Pasir
Karakteristiknya meliputi struktur yang stabil, berwarna coklat muda atau merah, sebagian besar mengandung silikon, kalsium, dan oksida besi. Sebagian besar batu pasir berkomposisi kuarsa dan feldspar.
Travertine
Merupakan batuan piroklastik juga dikenal sebagai volcanic tuff. Lebih dari 50% bahan piroklastik terdiri dari partikel dengan ukuran diameter kurang dari 2 mm.
Batu Sedimen Travertine
Komponen utamanya adalah abu vulkanik yang longgar atau padat. Tuff berlapis juga disebut stratified tuff dengan bermacam-macam warna, termasuk merah keunguan, putih keabu-abuan, hijau keabu-abuan, dsb.
Tuff juga merupakan bahan bangunan yang umum digunakan. Selain itu juga dapat digunakan sebagai material mentah untuk semen dan pupuk kalium.
Batu Metamorf
Batu metamorf terbentuk dari batu magmatic atau sedimen yang terbentuk terlebih dahulu di keraknya. Dengan pengaruh kondisi lingkungan, komposisi mineral, kimia, dan perubahan struktur. Batu metamorf yang umum digunakan adalah gneiss, kuarsit, marmet, dan granit gneiss (kekuatannya sekitar 117.6-196 MPa).
Gneiss
Batu Metamorf Gneiss
Terbentuk oleh metamorfosis batu magmatic atau sedimen. Batu ini memiliki struktur gneissic dengan mineral berwarna gelap dan terang yang diatur searah atau garis berkala sehingga menunjukkan struktur crystalloblastic (kekuatan tekanannya sekitar 117.6-196 MPa).
Kuarsit
Batu Metamorf Kuarsit
Merupakan batu metamorf yang sebagian besar berkomposisi kuarsit (lebih dari 85%) yang terbentuk oleh metamorfosis batu pasir kuarsa dan batu yang mengandung silikon. Kuarsit memiliki kekerasan yang tinggi dan penyerapan air yang rendah sehingga dapat digunakan sebagai bahan bangunan, terutama penggunaan outdoor seperti batu paving, lantai, kelongsong, dsb.
Marmer
Merupakan batu metamorf karbonat di dalam batu sedimen. Mineral utamanya adalah kalsit dan dolomit yang direkristalisasi.
Batu Metamorf Marmer
Marmer yang murni berwarna putih dengan berbagai macam warna dan garis yang indah bila memiliki kandungan tidak murni. Batu ini merupakan batu dekorasi bangunan dan ukiran yang populer (kekuatan tekanannya adalah 49.0-117.7 MPa).
Slate
Terbentuk karena dehidrasi dan sedikit metamorfosis dari tuff argillaceous, silty, ataupun neutral. Lantai slate sangat populer untuk koridor, basement, dan dapur karena keindahan dan keunikannya yang memberikan variasi desain dan warna, semuanya terbentuk secara alamiah.
Batu Metamorf Slate
Atap slate juga tahan air, tahan angin, dan tahan isolasi panas, yang dapat bertahan hingga ratusan tahun. Slate juga ditumbuhi dengan dinding luar dan taman.
Cara Menggolongkan Kekerasan Batu
Semua jenis batu dapat dibagi menjadi 4 grade sesuai dengan fisik dan karakteristik mekanis (kekuatan tekanan dan tingkat abras) utamanya:
- Grade 1 – Batu yang sangat keras (basal, diabas)
- Grade 2 – Batu yang keras (granit, gneiss)
- Grade 3 – Batu kekerasan sedang (kuarsit, kerikil)
- Grade 4 – Batu lunak (batu kapur)
Kesimpulan
Berdasarkan karakteristiknya, beragam jenis batu ini dapat digolongkan menjadi 3 kelas besar seperti batu magmatic, batu sedimen, dan batu metamorf. Dengan karakteristik yang berbeda-beda, tentu saja setiap jenis batu akan digunakan untuk hal yang berbeda juga.